Tag Cloud

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani Distributed by SC Community

Kamis, 28 Mei 2009

SAKURA BERKEDIP DI MUSIM SEMI

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.

Selasa, 19 Mei 2009

ALASAN KENAPA HARUS MENOLAK?????


Akhir-akhir ini memang komisariat FPBS sering mengadakan kajian dalam beberapa bisang, tengoklah bidang kemuslimahan yang selalu rutin denngan kajian fiqh, dan gendernya, serta beberapa bidang yang produktif dalam mengkaji ilmu-ilmu Allah. Seperti sayur tanpa garam...memang rasanya tidak nikmat (malah bikin kembung perut aja). Berbicara tentang program yang telah ditelorkan komisariat dalam RAKER tentunya berkaitan dengan sumber daya manusia yang ada. Ada sedikit celetuhan yang menarik antara kader dan pengurus
Pengurus : Gimana nih kajian hari ini seru kan? (sambil PD dan ketawa-ketiwi)
Kader : Lumayan mbak...tapi...?????
Pengurus : Tapi kenapa? Da yang kurang ya?
Kader : kok aku selalu menemui 4L di setiap kajian
Pengurus : Apaan tuh 4L..?%#$%(*&*))))^&*&%$#%7 nggak ngerti
Kader : Loe lagi loe lagi (sambil tersenyum kecut)
Pengurus : Haaaahhhh!!!! Kenapa bisa seperti itu
Kader : Iya mbak...lha wong aku selalu liatnya mbak and mas itu2 aja yang ngisi materi, sekali2 yang laen dunks (dengan wajah polos dan agak nyengir dikit)

Coba telaah percakapan diatas, betapa aspirasi kader baru sangat kritis sekali dalam mnyikapi pembicara dari cabang. Sebenanya alasan apa yang mengharuskan pengurus cabang menolah SC (maaf ya nyindir dikit). Karena realitas secara prosentase cabang semarang tahun ini banyak yang belom SC...sangat ironis sekali semarang yang terkenal dengan perkaderaanya, tapi untuk bernapas aja kembang kempis...hehehe. Karena perkaderan bukan milik seorang tapi milik kita bersama.
MPO akan selalu ada jika perkaderan kita jalan...kalau nggak kita sapa lagi coba??????
Malu tuh ma komisariat....afwanjiddan ya bagi yang merasa tersindir. (Femyla)

LANGIT SEBAGAI ATAP RUMAHKU…DAN BUMI SEBAGAI LANTAINYA


Sekilas memang lirik lagu itu biasa dan tak bermakna, tapi di HMI Cabang semarang mengalami keadaan yang sama dengan lirik lagu diatas. Ironis memang ketika kita memandang usaha teman-teman yang kesana kemari me-lobi kontrakan se seantero semarang ini, banyaknya kritik pedas mampir pada telinga kami dan sebenarnya tidak menjadi konsumsi anak-anak komisariat.


Terbukti setiap kegiatan Cabang, banyak kader yang tidak datang dikarenakan keterbatasan tempat pelaksanaan dan waktu yang masih kurang sesuai dengan jadwal komisariat, lantas salah siapa sekarang? Rasanya sungguh miris ketika pertanyaan ini hanya dijawab oleh cabang sekarang, hutang masa lalu dalam kepengurusan sebenarnya ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan ini. Tapi entah dimanakah gerangan mereka bertapa sehingga tidak keliatan batang hidungnya.


Peran alumni dirasakan sangat mendukung, entah itu dalam hal moral atau marerialnya(mungkin untuk saat ini materiil lebih dibutuhkan hehe). Bahasa santai yang tanpa dosa kadang hanya mampir dan berlalu.Cabang ku sayang Cabangku malang, harus kemana kita mampir minum dalam kehausan khauf.