Apa kabarmu di sana
masamu telah usai
namun namamu hingga kini
surat-surat yang kata mereka darimu telah terbaca olehku
walau hanya sedikit terbaca
namun sungguh membuat aku terpesona
"panggil aku kartini saja" katamu
cita-citamu tuk menggantikan gelap dengan terang semakin terwujud
semua atas perjuangan pendahulu kami
doa dan usaha mereka yang dengan ikhlas mengantar kami
anak cucu mereka
namun ku juga tak paham dengan sebagian isi suratmu
yang dihantarkan oleh orang-orang asing itu
apa yang engkau ragukan dengan agamamu
apa yang engkau ragukan dengan adat budaya luhur pendahulumu
bukankah agamamu mewajibkan setiap diri darimu menunutut ilmu
dari timangan hingga liang lahat
bukankah agamamu melarang siapapun menikahkan anak perempuannya tanpa persetujuan darinya
bukankah agamamu mengajarkan hormati ibumu 3 kali lebih dari bapakmu
agamamu memuliakan wanita
agamamu tidak merendahkanmu atau membatasimu untuk lebih maju dan maju
agamamu ajarkan berbuat baik pada ibu bapak anak-anak saudara-saudara tetanggamu
adat budayamu juga mendukung untuk itu
menghormati yang tua menyayangi yang muda
sudah seharusnya kritik itu kamu tujukan pada para penjajah itu
berapa lama mereka membuat bodoh bangsa kita
siapa yang juga yang mengajarkan feodalisme
sebelum ahkirnya Tuhan berkehendak lain
tapi aku tak yakin itu murni tulisanmu
mereka yang menyisipkan tulisan itu
mereka melemparkan kesalahan mereka ratusan tahun yang lalu pada agama kita budaya kita
yang ku tahu engkau adalah wanita timur yang berhati bening
engkau buang ambisi pribadimu
mengajarkan ilmu untuk bangsamu
itulah emansipasimu
yang kutahu dan terkenang di hati kami
moga engkau bahagia di sana