Tag Cloud

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani Distributed by SC Community

Jumat, 27 Maret 2009

Ku Ku mulai bercerita sebagai wal pembuka lembaran ini



Ku mulai bercerita sebagai wal pembuka lembaran ini. Aku adalah gadis yang jika dipandang dalam kacamata lelaki bukanlah seorang yang menarik. Lembaran pertama yang cukup menarik dalam hidupku adalah ketika aku mulai memasuki usia remaja pada umumnya. Sekitar 6 tahun yang lalu sebelum menginjak 20 tahun, disitu aku tumbuh dalam keterbatasan secara fisik dan mentalku. Sering kata minder menghantuiku sebagai momok yang sangat aku takuti dulu. Awalnya aku merasa ini adalah bagian dari hidupku selamanya bahkan untuk memikirkan masa depanku saja kau enggan. Tahun semakin cepat berganti tapi perubahan tak kunjung mengikuti hingga aku mencoba jalan lain dalam hal pembentukan social yng lebih baik. Aku bergabung dengan ekskul di SMK ku, yah pada awalnya cuma coba-coba dan gak berniat begitu serius.
Semakin lama kau rasakan aku mulai tergelitik untuk sekedar menyingkap tabir kehidupan dalam hidupku. Seakan-akan tuhan menunjukkan titah mana yang harus aku ambil utnuk menyelamatkan hatiku. Aku berhasil, kata itu terucap dengan bangganya dalam bibir kecil seorang april yang masih lugu. Aku meras senang sekali…beberapa jalan mulai ku coba untuk menutupi kekuranganku, munafik memang tapi tidak apalah. Aku bukan munafik pada tuhan tapi pada diriku sendiri.
Dalam tahun terakhir kau menempuh jejang sekolahku mulai timbul suatu kekhawatiran akan masa depanku. Ya Allah ujian apalagi ini, uuuhhh mulai ku ambil nafas dalam-dalam dan bismilah aku akn jalani ini dengan segala bekal yang kupunya….jadi teringat syair yang pernah kugoreskan dalam bahasa Khaufku

Malaikat kecil yang selalu menjadi kebanggaan hatiku kini segera datang…
Nanda…bunda hanya menginginkan kamu menjadi anak yang sholehah dan selalu bergakti pada agama dan orang tuamu.
Nanda dalam hembusan nafas bunda…ada harapan untukmu kelak supaya engkau menjadi muslimah yang taat pada Rabb mu
Bunda berpesan jadilah seorang yang tangguh untuk menjalani hidupmu
Dengan senyum yang selalu kau ulas membuat ku bangga akanmu
Nanda…
Seandainya kau tahu betapa ku bersyukur kapada Allah akan kehadiranmu ditengah-tengah kami
Ku syukuri pertemuan kami….dengan engkau sebagai pelengkap
Ayahanda dan bunda akan selalu menjadi tonggak mu…
Bekal yang kau bawa kini menjadi tanggung jawabmu kelak
Selamat berjuang nanda…doa bunda selalu ada dlam langkah, nafas dan senyummu


Dari bunda yang kau idamkan

Aku jadi bersemangat lagi ketika mengenang kandungan bait dan larik dari syairku tadi. Alhamdulillah tahun kelulusan ini aku mendapatkan nilai yang lumayan dan tak buang waktu aku mulai beranjak pada ladang pemikiran yang baru, yaitu bangku kuliah. Berat nmemang untuk memutuskan ini, haruskan aku berada dalam wilayah orang-orang yang intelektual seperti mereka ataukan aku lebih praktis lagi untuk langsung menapaki dunia kerja???
Dengan beberapa pertimbangan dari orang tua dn diriku sendiri, aku mantap utnuk meneruskan study ku, wa;aupun sempat kecewa karena lamaranku di universitas Ngeri terpaksa ditolak karena banyaknya uang yang masuk ke mereka sehingga golongan seperti aku ini hanya bias terpana menyaksikan ketidak adilan. Ya sudah lah aku tiidak akan mempermasalahkn hal itu, mungkin Allah menghendaki Rizki yang lain dan mungkin yang di depan sudah menanti. Siiiip…akhirnya aku jatuhkan lamaran study ku ke salah satu Perguruan Tinggi swasta di kota Semarang. Limgkungan yang sekonyong-konyong berubah drastic membuatku kebingungan kearah mana ku harus berjalan, ke kanan, ke kiri, ke depan atau aku harus mundur ke belakang????Ok kuputuskan untuk maju dulu dan seterusnya terserah Allah. Kuawali karier ke kampusanku sebagai mahasiswa akademis yang selalu mendapatkan IP tinggi hingga semester 2 dan tak kalah beberapa kompetisi kampus mulai ku coba dan hasilnya cukup memuaskan. Setelah beberapa event berlalu ad sedikit kegelisahan pada dirku yang ku tak tahu asalanya darimana. Semakin ku gali tapi tak kudapat. Aku mersakan keanehan pad diriku, dulu aku yang cenderung diam kini ku mulai tidak terima jika aku melihat ketidak adilan disekitar. Atau mungkin??itu hanya tingkhku yang kecewa satu tahun yang lalu, entah aku tidak begitu memikirkannya…lambat laun aku mulai bias beradaptasi dengan teman-teman sebayaku khususnya laki-laki. Karena dulu aku bersekolah di sekolah putri alias Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisnis dan menejemen dimana notbene muridnya adalah perempuan jadi makhluk yang bernama laki-laki sangat aneh sekali dalam keseharianku.


Secara garis besar ranah social dalam hidupku sedikit mengalami kemajuan, lalu pa lagi yang kucari??? ...................to be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar